Hi, Salam Kenal KIJP !!

Entah kapan tepatnya Saya mengenal Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP) ini melalui twitter, yang jelas Saya sering menerima mention tentang kegiatan yang akan atau telah mereka lakukan. Berbekal dengan mention itulah yang kemudian membawaku tertarik untuk bergabung bersama sekelompok anak-anak muda yang memiliki kerinduan yang sama untuk berbagi cinta di pulau-pulau yang masuk dalam gugusan Kepulauan Seribu.
Relawan KIJP batch 4 sehabis brifing di gedung Pertamina
Persiapan Materi

Rasanya belum habis lelahku setelah seminggu bertugas di Bangaluru, India dan Sabtu siang itu setibanya di Jakarta Saya langsung menuju percetakan untuk menyelesaikan beberapa info profile yang saya design untuk kawan-kawan relawan KIJP batch 4 yang sepulau denganku di Pulau Kelapa 1. Info profile ini akan kami gunakan sebagai salah satu alat peraga untuk menunjukkan masing-masing profesi relawan melalui gambar kepada anak-anak Pulau Kelapa. Selain info graphis, kami sepakat untuk membuat kartu berbentuk instagram yang akan digunakan sebagai wadah untuk menggambar cita-cita mereka di SDN Kelapa 01. 
Design info graphis untuk sahabat Saya, Novi Safitri

Entah darimana energi yang Saya miliki hari itu, yang jelas rasa lelah selepas terbang selama 6 (enam) jam ditambah 3 (tiga) jam transit di bandara Suvarnabhumi saat itu hilang seketika berganti sukacita mempersiapkan semua alat peraga yang akan kami bawa ke pulau Kelapa.
Kartu Instagram utk gambar cita-cita

Yuukss, Berangkaattt !!

Minggu pagi tiba, 11 October 2015 kami relawan KIJP batch 4 berkumpul di pantai Marina tepatnya di dermaga 21 untuk bersama-sama menuju pulau dimana kami telah ditempatkan. Walaupun hanya tidur 3 jam, namun semangat itu rasanya memenuhi dada ini. Oiyaa,.. Saya dan 16 orang relawan lainnya dengan berbagai macam latar belakang profesi ditempatkan di pulau terjauh, dengan jarak tempuh kurang lebih 4 (empat) jam perjalanan dengan kapal kayu, yaitu Pulau Kelapa. 


Relawan KIJP siap berangkat 

Pulau Kelapa berada dalam gugusan Kabupaten Kepulauan Seribu, dengan luas sekitar 13.09 ha pulau ini dihuni oleh 5.795 orang penduduk dengan jumlah kepala keluarga 1.543 KK. Penduduk pulau Kelapa sebagian besar merupakan penduduk asli pulau yang terdiri dari perpaduan berbagai macam suku, yakni Bugis, Mandar, Betawi dan Jawa. Mata pencaharian sebagian besar penduduk pulau Kelapa adalah sebagai nelayan tangkap dan budidaya, maka tidak heran jika sebagian besar anak-anak pulau Kelapa bercita-cita ingin menjadi nelayan juga.

peta pulau HK
Terik mentari di laut lepas membangunkan kami yang tertidur pulas, sejenak tersadar ternyata rekan-rekan relawan lainnya telah turun dari kapal kayu yang kami tumpangi menuju pulau Panggang, pulau Pramuka, pulau Pari dan beberapa pulau lainnya. Kapal kayu mulai sepi setelah sebelumnya riuh canda diselingi lagu-lagu yang dilantunkan kawan-kawan relawan untuk diajarkan pada anak-anak pulau. Segera mengumpulkan tenaga dan melahap apa saja yang ditawarkan rekan-rekan relawan, rasanya koq semua nikmat ya disantap diatas perahu kayu ini.. mungkin karena kebersamaan ini membuat semua terasa menjadi nikmat tanpa memikirkan beban apapun.

pose sehabis lelap pulas sebelum tiba di Pulau Kelapa
Pukul 11.00 siang kami tiba di Pulau Harapan yang bersisihan dengan Pulau Kelapa, sekitar 50 (limapuluh) orang relawan untuk penempatan Pulau Harapan, Pulau Kelapa 1 & Pulau Kelapa 2 akan nginap bersama selama 2 (dua) malam, ngga kebayang gimana serunya nanti,...


Kegiatan Sore Bersama Masyarakat pulau

Siang itu sehabis beristrahat kami berkumpul diteras pondokan untuk membahas rencana kegiatan bersama masyarakat pulau sesuai dengan kesepakatan awal sewaktu di Jakarta. Oiya, .. di Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP) kami membagi kegiatan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu kegiatan A (untuk Anak), kegiatan M (untuk Masyarakat) dan kegiatan L (untuk Lingkungan). Namun kali ini di KIJP Batch 4 untuk Pulau Harapan-Kelapa (HK) kami akan melaksanakan dua kegiatan saja, yaitu untuk Anak dan Masyarakat.

Kegiatan mewarnai jajanan sehat untuk anak kelas 1,2,3
Kegiatan kami kali ini di bagi dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu kelompok untuk anak kelas 1,2,3 berupa kegiatan mewarnai beberapa gambar jajanan sehat, bernyanyi bersama dengan tema 7 (tujuh) langkah cuci tangan kemudian kegiatan anak kecil ini akan ditutup dengan dongeng dari kaka Ale, salah satu pendongeng muda berbakat. Tujuan dari kegiatan anak kelas 1,2,3 ini untuk mengajarkan kepada mereka mengenal jajanan sehat dan memberi pemahaman mengapa mereka harus mengkonsumsi makanan sehat sejak dari usia kecil.
Kegiatan untuk anak kelas 4,5,6
Kegiatan kedua kami adalah untuk anak-anak kelas 4,5,6 berupa kegiatan amazing race. Yel-yel dari anak-anak tanggung ini membahana ke langit sore .. anaak hebaatt.. siaaappp !! mereka berlarian, bersepeda, berjalan kaki menuju satu lokasi dimana kegiatan untuk kelas 4,5,6 ini diadakan. Bahkan ada anak-anak dari pulau Kelapa kecil yang datang dengan menggunakan perahu. Mereka, anak-anak pulau Harapan-Kelapa ini akan bermain sambil mengimplentasikan tata nilai yang diharapkan ada dalam diri anak pulau yang mandiri, kerja keras, percaya diri, pantang menyerah dan jujur.


Kegiatan ketiga kami adalah mengajar ibu-ibu pulau Harapan-Kelapa membuat "Kinchaku" pembuatan tas tangan dengan tehnik menjahit tanpa mesin ala Jepang dari bahan perca kain. Sejujurnya sore itu energi yang kami keluarkan untuk mengajar ibu-ibu pulau ini sama besarnya dengan energi mengajak anak-anak mereka bermain. Bagaimana tidak, begitu ibu-ibu memasuki ruang kelas dimana kegiatan dilangsungkan, maka hingar bingar celotehan ibu-ibu ini mengalahkan suara kami berlima relawan yang bertugas untuk mengajar cara membuat kerajinan tangan ini. Namun semangat kecintaan berbagi ilmu dengan ibu-ibu pulau ini jauh mengalahkan suara hingar bingar mereka dan setelah membagi ibu-ibu ini untuk duduk berbaur antara pulau Harapan dan pulau Kelapa dalam empat kelompok maka  kegiatan prakarya tas tangan ini pun kami mulai.

Kinchaku model bulat (1)
Ide pembuatan tas tangan ala Jepang ini (baca : Kinchaku) berawal dari salah satu rekan relawan kami, Cika Andy (baca : MakCik) yang sebelumnya di KIJP batch 3 mulai memperhatikan apa yang bisa diajarkan kepada ibu-ibu pulau ini untuk mengisi waktu luang menunggu anak pulang sekolah bahkan menunggu suami pulang melaut. Gayung bersambut, ternyata kami berlima (saya, Novi, Icha, Cika dan mbak Linda) ternyata memiliki hobi yang sama terhadap kerajinan tangan, maka pembuatan Kinchaku ini menjadi program kami dengan harapan bahwa apa yang akan kami ajarkan ini dapat menjadi salah satu mata pencaharian ibu-ibu pulau Harapan-Kelapa sekaligus menjadi pengembangan cendera mata wisata dari pulau ini.

Kinchaku model kotak (2)
Sesuai rencana awal, maka sore itu kami berlima mengajarkan dua jenis tas tangan. Kami membagi empat group besar ini menjadi dua kelompok berdasarkan model tas tangan yang akan kami ajarkan. Saya bersama MakCik akan bertugas mengajarkan tas tangan model segiempat (model 2), dan Novi bersama Icha akan mengajarkan tas tangan model bulat (model 1), sementara mbak Linda akan bertugas berkeliling untuk memberikan bantuan khusus kepada ibu-ibu pulau ini. 

Selanjutnya kami memulai kegiatan ini dimana setiap ibu kami berikan masing-masing satu paket bahan perca berikut alat jahit tangan untuk membuat tas tangan model 1 secara langsung dikelas sore itu dan satu paket bahan perca berikutnya kami bagikan setelah usai pembuatan tas tangan model 1 dengan harapan mereka akan melanjutkan di rumah masing-masing untuk pembuatan tas tangan model 2 dengan saling berdiskusi dan mengajar satu sama lain.

MakCik (Cika Andy) sedang mengajar salah seorang Ibu

Mentari sore mulai perlahan masuk keperaduan namun semangat ibu-ibu ini tetap antusias mengerjakan tas tangan mereka masing-masing meskipun ruang kelas tempat kami berkegiatan mulai terasa gelap, rasa haru itu menyeruak dalam dada betapa tidak kegiatan yang menurut saya ini dapat saya lakukan hanya dengan sekali melihat model tetapi untuk ibu-ibu ini seperti menemukan sebuah kegiatan yang sangaatt berharga, hingga seorang ibu pun berkata kepada rekan saya MakCik,"Mbak, kapan datang lagi ? nanti ajarin saya lagi ya biar saya bisa menjadi ibu yang pintar !" Senang, haru, bangga, sedih berbaur menjadi satu hingga menerbangkan segala kelelahan kami sore itu dan kami pun mengakhiri kegiatan sore itu dan berjanji dalam hati," Ibu.., kami pasti kembali di KIJP berikutnya untuk terus mengajarkan engkau untuk menjadi ibu yang pintar dan membawa keluarga pulau HK menjadi keluarga yang hebat juga !"
Icha sedang mengajar seorang ibu

Hari pertama berhasil kami lewati dengan segala keseruan bersama anak-anak dan sebagian ibu-ibu pulau Harapan dan Kelapa, bahkan saat perahu mendayung menjauh mengantar mereka kembali ke pulaunya kami pun melangkah ringan kembali ke pondokan dimana kawan-kawan relawan telah menanti dengan cerita keseruan masing-masing sore ini, terima kasih Tuhan untuk kesempatan berbagi sore ini.
Ibu-Ibu pulau HK memamerkan hasil karyanya

Malam itu kami kembali disibukkan untuk mempersiapkan materi yang akan kami sampaikan ke anak-anak SD dimana kami masing-masing ditempatkan.

Ibu-ibu pulau HK dgn tas hasil karyanya
Setiap group relawan mulai bergabung dengan group masing-masing, meski tetap penuh tawa canda jelas terlihat kekuatiran diwajah beberapa relawan yang baru pertama kali menjadi inspirator. Namun semangat saling membantu satu sama lain diantara relawan KIJP membuat kami semua menjadi penuh semangat dan merasa yakin bahwa besok pasti kami dapat lalui dan menjadi inspirasi anak-anak pulau, sambil terus mempersiapkan medali yang akan kami berikan ke anak-anak SD esok hari tiba-tiba Saya memutarkan lagu "Cantik" dari Kahitna yang menurut Saya lagu ini hanya dikenal pada era 90an (maklum, relawan KIJP terdiri dari berbagai generasi dan saya salah satu yang tertua dan menjadi mamih kesayangan anak-anak muda ini * biar agak kekinian) sontak beramai-ramai relawan dengan beda generasi ini langsung bernyanyi bersama," Cantiiiikkkk .... bukan ku ingin mengganggu mu ... hahaha, seruu banget hingga lagu ini pun diputar berulang-ulang.


Hari yang Mendebarkan

12 October 2015, hari yang mendebarkan itu pun tiba. Pagi itu, kawan-kawan relawan yang bertugas untuk SDN 02 bergegas menuju dermaga untuk menyeberang ke pulau Kelapa kecil, disusul oleh kami relawan yang bertugas untuk SDN 01 Kelapa untuk mengikuti upacara bendera dihari Senin itu, sementara relawan pulau Harapan memberi kami semangat dan masih menikmati pagi sebab di sekolah Harapan tidak ada kegiatan upacara bendera.


Tiba di SDN 01 Kelapa, anak-anak sekolah ini sudah berkumpul dan siap untuk melakukan upacara bendera sebagaimana biasanya di hari Senin. Rasanya sudah lama sekali tidak mendengar kata upacara bendera, dan pagi ini kami para relawan akan mengikuti upacara bendera ini. 

Detik-detik upacara pun dimulai dan saat lagu Indonesia Raya dilantunkan kami pun serentak bernyanyi bersama dan selang berapa lama terdengar isak tangis dibelakang, rupanya salah seorang sahabat kami mbak Butet tak dapat menahan haru dan mulai meneteskan air mata. Lagu Indonesia Raya memang selalu membuat hati ini bergetar apalagi mengingat pulau yang hanya berjarak kurang lebih 50 km dari ibukota Negara Indonesia, Jakarta namun terasa sangat jauh dari Jakarta.


Selesai upacara bendera, oleh pak Samsul (wakil Kepala sekolah) kami pun mulai diperkenalkan sebagai bapak & ibu guru yang akan bertugas mengajar mereka hari itu. Relawan KIJP mulai memperkenalkan nama dan profesinya dengan gayanya masing-masing dan tiba giliran saya, seperti biasanya saya akan memperkenalkan brand O.Y.I.E kepada siapapun termasuk kepada anak-anak pulau Kelapa ini. Sebuah brand yang saya bangun sejak memutuskan meninggalkan dunia Perbankan di tahun 1998 dan berkomitment menjadi seorang sales. Bagiku, O.Y.I.E bukan sekedar nama panggilan buatku tetapi sebuah dasar kepercayaan, pekerja keras, leader yang dapat diandalkan dan sebuah brand yang akan membawa perusahaan dimana brand ini berada akan berkembang. 

Tak terasa acara perkenalan pun usai dan anak-anak ini mulai tak sabar menanti kami di kelas mereka masing-masing, tetapi apa yang terjadi.. olalaaa.. jadwal yang telah disusun sejak awal oleh Indra rekan kami rupanya harus dirubah sebab jadwal maju lebih cepat dari jadwal sebelumnya. 

Relawan sedang berembuk mengatur jadwal dadakan
Kami segera berembuk untuk mengakali jadwal yang berubah dadakan, biar bagaimana pun proses mengajar hari itu harus berjalan dengan lancar dan misi inspirasi harus tersampaikan itu tekad kami. Tidak banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini, dengan alat peraga ditangan kami segera berlari ke kelas masing-masing dimana kami ditempatkan untuk jam pertama mengajar. Waktu terus berjalan siang itu dan yang membuatku terharu ditengah peluh yang membasahi baju seragam kami masing-masing perbedaan kelas mengajar yang tidak sesuai jadwal tidak menjadi penghalang bagi kami untuk menginspirasi siang itu di SDN Kelapa 01. Setiap relawan langsung memasuki kelas yang kosong dan mengajar disana, tak ada satupun yang menggerutu semua menikmati saat-saat menginspirasi yang indah hari itu.
Saya dan Info Profile tentang Sales
Siang itu Saya berkesempatan mengajar di kelas VI-A, V-B, IV-A, IV-B & I-B, dengan beberapa alat peraga yang Saya bawa. Rencana awal (plan-A) sebenarnya ingin membuat games berupa role play jadi Sales dengan menggunakan uang-uangan monopoli, namun karena keterbatasan waktu Saya segera memindahkan rencana mengajar ke plan-B dengan menggunakan ear-plug, ear-muff, respirator N-95 & helm mining. Dengan beberapa alat peraga inilah kemudian kami bermain di kelas untuk menggambarkan bahwasanya di luar pulau mereka begitu banyak pekerjaan yang akan melambungkan cita-cita mereka setinggi langit. Siang itu haru menyusup hangat di relung hati Saya, betapa tidak mudahnya membangun mimpi seorang anak ditengah kehidupan yang cukup keras menempah mereka dengan melihat figur sosok seorang ayah yang bekerja setiap hari sebagai nelayan. 

Bagiku, cinta itu tak pernah datang terlambat. Ia, cinta selalu akan menyusup pada hati yang penuh sukacita dan menyukai kedamaian. Maka cinta inlah yang kami miliki untuk mulai menginspirasi anak-anak pulau Kelapa.


Indra, Noni & Inggita sedang mengalungkan medali ke setiap anak
Siang makin terik, sebelum menutup hari inspirasi kami mengajak anak-anak SDN Kelapa 01 untuk menggambar cita-cita mereka pada kartu gambar yang kami design berbentuk instagram. Setelah mereka selesai menggambar, maka kartu bergambar cita-cita ini dapat mereka tukarkan dengan medali yang sudah kami persiapkan untuk masing-masing anak.Kami kemudian menggantung kartu berbentuk instagram itu dengan membentangkan tali antar pohon di pelataran halaman SDN Kelapa 01 agar setiap anak dapat melihat dan membaca cita-cita yang telah gambarkan pada kartu tersebut. 


Sepenggal Cerita Aku & Anak Pulau

Mimpi itu tak pernah salah, ia bagaikan gairah dalam semangat
yang akan membawamu terus berlari menggapai asa
wujudkan mimpi jadi kenyataan !

Aku untuk mu hanya berbagi sepenggal cerita,
bahwa negeri ini, Indonesia membutuhkan engkau !

Berlarilah terus nak,
Raih mimpimu kepakkan sayap semangatmu
dan saat letih menghampirimu,
ingatlah penggalan semangat yang kutitipkan padamu
di hari Senin, 12 October 2015
bahwa,...
Anak pulau juga bisa punya mimpi besar !!


Rasa senang dan haru membaca kartu instagram itu, begitu banyak cita-cita tergambar dalam kartu dan harapan serta doa kami, suatu hari cita-cita pada kartu tersebut akan menjadi kenyataan bahwa anak-anak pulau Kelapa ini akan menjadi seperti yang mereka gambarkan pada kartu tersebut.


Senyum cerah anak-anak SDN Kelapa 01
Tak terasa saatnya penutupan hari inspirasi di SDN Kelapa 01, kami pun berpamitan dengan guru-guru Sekolah Dasar ini dimana sebelumnya kami menyematkan pin KIJP ke setiap orang guru agar mereka tetap mengenang hari inspirasi ini dan terus menginspirasi anak-anak SDN Kelapa 01. Sekelumit cerita miris menutup perbincangan kami dengan Bapak & Ibu guru SDN Kelapa 01 siang itu, bahwa Sekolah Dasar yang terlihat kokoh ini sesungguhnya sedang dalam sengketa dan belum ada pemecahan dari masalah tersebut, terbayang oleh kami sekian banyak anak-anak pulau Kelapa ini yang entah akan bersekolah dimana jika sengketa lahan ini berakhir dengan penutupan sekolah dasar tersebut. 



Rasanya sangat tidak adil sekali, ditengah semangat kami yang membara untuk berbagi inspirasi dengan anak-anak pulau ini tetapi disatu sisi mungkin mereka bisa terjegal untuk tidak bisa meneruskan mimpi mereka, ironis sekali bukan.. !


Becak yang mengantarkan Saya dan Chlara beranjak pelan meninggalkan Sekolah Dasar Kelapa 01, terik mentari menyengat siang itu, tetapi bukan itu yang membuat kami sedih pikiran kami sama-sama melayang memikirkan nasib anak-anak SDN Kelapa 01 yang mungkin akan kehilangan sekolah mereka. Kami berharap jika enam bulan mendatang saat kami kembali ke pulau ini, sekolah itu masih berdiri kokoh disana diantara keriuhan suara anak-anak SDN Kelapa 01.


Foto bersama dengan latar belakang kartu instagram

Menikmati Waktu Tersisa
Siang itu kami kembali ke pondokan dengan membagi cerita masing-masing pengalaman seru menginspirasi anak-anak pulau Harapan & Kelapa. Sore harinya dengan waktu yang tersisa kami menyeberang ke pulau Kelapa kecil untuk menikmati sunset. Beberapa relawan menghabiskan waktunya dengan berendam dan menikmati kesejukan air laut, sementara lainnya menikmati matahari sore dengan berfoto ria. Moment kebersamaan itu begitu singkat namun sangat membekas di hati setiap relawan, betapa tidak dengan waktu yang begitu singkat setiap orang langsung merasa memiliki keluarga baru yang lengkap dengan Bulek, Mamih, Bunda, Pakde, Kakak, Adik, rasanya kebahagian kecil ini indah sekali melihat orang-rang muda yang penuh semangat dan cerdas ini hidup rukun dan saling menghargai.


Banyak pelajaran berharga yang bisa kupetik selama tiga hari dua malam, dengan latar belakang profesi berbeda kami mencoba menyatukan setiap ide dan gagasan kami untuk tujuan yang sama, menjadi inspirasi untuk adik-adik kecil kami di pulau Harapan dan Kelapa !

Matahari beranjak manja kembali ke peraduan, setelah puas bermain air dan melihat penangkaran penyu di pulau Kelapa Kecil kami pun kembali ke pulau Kelapa untuk melakukan refleksi malam itu. Tidak mudah menyatukan 50 (limapuluh) kepala dalam satu kegiatan, akan banyak terjadi gesekan untuk itulah kami mengadakan refleksi malam itu dengan harapan menggali semua hal yang menjadi kekurangan dalam rangkaian kegiatan kami selama dua hari dan akan memperbaikinya di kegiatan selanjutnya enam bulan mendatang. Keterbukaan, kejujuran dan saling menghargai menjadi poin kebersamaan kami untuk merenungkan setiap kekurangan yang sudah kami lakukan dan berjanji bersama-sama, enam bulan mendatang kami akan kembali dengan program yang lebih baik dan lebih menginspirasi banyak orang !





Malam kian larut dan candaan penuh tawa menutup refleksi kami malam itu, semuanya bersiap menuju alam mimpi masing-masing dengan sebuah kenangan manis kebersamaan keluarga besar KIJP.
Foto bersama sebelum pulas tertidur

Selamat Tinggal Pulau harapan - Kelapa
Seperti subuh kemarin, pagi ini pondokan relawan Harapan dan Kelapa kembali disibukkan karena pulau kami yang terjauh diantara rangkaian pulau-pulau relawan lainnya maka kami yang akan berangkat lebih dahulu untuk menjemput relawan lain di pulau Panggang, pulau Pramuka dan pulau lainnya. tepat pukul 07.00 pagi, Jangkar kapal mulai dilemparkan dan perlahan namun pasti perahu kayu kami pun mulai meninggalkan pulau Harapan - Kelapa, sebelum pulas tertidur kami menyempatkan foto bersama dan seberkas harapan kami panjatkan semoga kegiatan yang kami lakukan di pulau Harapan dan Kelapa dapat menjadi inspirasi banyak anak-anak di pulau itu, kami pasti kembali dengan kegiatan-kegiatan yang lebih baik itu janji kami !




Selamat tinggal pulau Harapan - Kelapa, nantikan kami di kelas inspirasi selanjutnya !


Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau, Bangun Mimpi Anak Indonesia .. ha..ha..ha !!