Trip Hari-1

04.30 wib : Soekarno-Hatta International Airport (SHIA)
Kamis 2 april 2015, sesuai kesepakatan Kami bertiga akan berkumpul di terminal 3 bandara Soekarno-hatta pada Jam 04.30 wib untuk melakukan trip ke Malang. Saya tiba lebih dulu kemudian disusul oleh Grace, setelah check in counter kami baru sadar bahwa Raissa belum tiba di bandara. Segera menelpon Raissa dan ..Oemmmjiiii, Raissa ketiduran dan terbangun setelah menerima telpon kami.. #panik.com alias dgn modal gosok gigi dan cuci muka Raissa bergegas memanggil taxi dan meluncur ke airport. Thanks God, Raissa tiba 5 menit sebelum waktu boarding ^_^



07.20 wib : Air Asia QZ-7680.
Okay Ladies.. Mari kita bringkiiiiitttt dengan si burung Merah alias Air Asia, takuuuttt... Enggalaahh, urusan ajal ditangan Yang Maha Kuasa .. Heheheh ..


Selfie before take off - kika : Raissa - Grace - Oyie
08.40 wib : Juanda Airport.
Tiba di bandara Juanda dan tanpa menunggu lama mobil rental kami sudah menunggu. Oh iyaa, kami rental mobil Avansa ini berikut sopirnya per hari diluar bensin. Supirnya masih muda dan ramah, serunya lagi supir ini tahu jalur alternatif yang cepet, klo ada yg tertarik silahkan lihat tips dibawah yaa.


11.05 wib : RM. Mirasa. Jl. Raya Kasrie No. 49 Pandaan - Pasuruan.
Melewati jalur pandaan, kami mampir sebentar di RM. Mirasa menikmati "ote-ote (15.000/pcs) & Siomay Kuah (6000/pcs), selain harganya murah rasanya pun gurih dan renyah.


Menu RM. Mirasa - Siomay Kuah - OteOte

Tips:
  • Rental mobil Avansa Rp. 400.000,-/hari
  • Supir bernama Rido - 08123226336
  • Jika melalui jalur Pandaan jangan lupa mampir menikmati gorengan khas Jawa Timur "Ote-Ote di RM. Mirasa dan membeli snack kripik pisang dgn harga murah 13.000 (di malang kota 16.500) ^_^
  • Bensin selama 3 hari 2 malam dari Airport Surabaya - Malang - Batu - Bromo hingga Aiport Malang kurang lebih Rp. 395.000,-


12.00 wib : Hotel Solaris Malang. Jalan Raya Karanglo No. 69 Singosari - Malang.
Hotel berbintang 3 ini berada di jalan poros Surabaya-Malang, dibangun tahun 2011 mengusung tema minimalis dan dilengkapi dengan kolam renang mini. Hotelnya kecil tetapi bersih, pelayanannya sangat ramah dan cepat dan yg paling penting muat untuk 3 orang (1 king + 1 single). Harga per kamar Rp. 400.000,- untuk 2 malam termasuk bfast.. Termasuk murah sih untuk backpacker keq kami bertiga heheheh...



Hotel Solaris Malang (tampak depan) - type family room, cocok untuk bertiga
Tips:
  • Tipe kamar Family room (untuk max. 3 orang)
  • Harga kamar Rp. 200.000,-/org/malam incl. Bfast
  • Sarapan andalan Kare Ikan Patin

13.15 wib : Kami sudah siap dan meluncur ke destinasi berikutnya, yaitu ke kota Batu.

13.58 wib : Warung Wareg. Jalan raya Beji No. 7, Batu - Malang.
Waktunya untuk menambah energi. Wareg dalam bahasa Jawa artinya "kenyang", menu andalannya adalah ikan goreng krispi - sambal jingkrak (pedas-asin) - sambal apel (pedas-manis) - minuman beras kencur - minuman penghilang stress (campuran serutan timun & kedondong). Untuk rasa sebenarnya biasa saja, dan penyajian agak lama walaupun kondisi resto tidak terlalu ramai pengunjung. Untuk tempat cukup menarik didukung dengan pemandangan latar belakang gunung yang indah.

Tampak Depan Warung Wareg
Menu Andalan Warung Wareg


Salah satu pemandangan dilihat dari Warung Wareg
  
Latar Belakang pemandangan di belakang Warung Wareg

14.45 wib : Air Terjun "Coban Rondo".
Tiba di Air Terjun Coban Rondo. Suasananya sejuk banget, lokasinya berada di desa Pandesari, kec Pujong, kab Malang. Kalau dari Malang kota waktu tempuh ke lokasi ini kurang lebih 45' - 60' menit, tiket masuk wisatawan lokal Rp. 8.000,- per orang dan untuk kendaraan roda empat dikenakan tarif Rp. 4.000,- per kendaraan.

Hutan nan cantik saat perjalanan menuju air terjun Coban Rondo

Hutan nan cantik saat perjalanan menuju air terjun Coban Rondo





Setelah dari pintu masuk atau selepas membayar retribusi, kita akan melalui jalan yang berkelok-kelok naik turun sejauh 2 km dengan pemandangan alam yang cantik dan aliran sungai kecil di sisi sebelah kiri. Setelah tiba di area parkir, untuk mencapai air terjun "Coban Rondo" ini, kita harus berjalan sekitar kurang lebih 50 m melalui jalan setapak yang dikelilingi banyak monyet-monyet. Air terjunnya cantik namun sayang lokasi wisata ini terlihat sangat tidak terawat dengan baik.



Raissa & Grace berpose sejenak menikmati dinginnya aliran air terjun Coban rondo


Informasi tentang Coban Rondo:
1.Ketinggian air terjun 84 meter
2.Ketinggian diatas permukaan laut 1.135 meter
3. Suhu rata-rata 22°C
4.Asal sumber mata air Cemoro Dudo
5.Pertama kali digunakan sebagai objek wisata tahun 1980


Air Terjun "Coban Rondo"
Legenda Coban Rondo:
Coban Rondo berasal dari sepasang pengantin baru yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita yang bernama Dewi Anjarwati dari gunung Kawi menikah dengan Raden Baron Kusuma dari gunung Anjasmoro. Adalah seorang yang bernama Joko Lelono yang terpikat oleh kecantikan Dewi Anjarwati dan ingin merebutnya. Perkelahian pun terjadi antara Raden Baron Kusuma dan Joko Lelono dan keduanya gugur. Sebelumnya Dewi Anjarwati disembunyikan disuatu tempat yang ada Cobannya (air terjun), demikianlah Dewi Anjarwati akhirnya menjanda yang dalam bahasa Jawa disebut "Rondo" dan Coban tempat menanti suaminya disebut COBAN RONDO. Konon kabar batu besar dibawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri.


Tips:
  • Jangan makan apapun sambil berjalan menuju air terjun, karena tanpa Anda sadari monyet-monyet ini akan melompat ke arah Anda dan merebut makanan tersebut.
  • Jika Anda berani dan sedikit beruntung, cobalah amati monyet-monyet ini dan Anda dapat memotret tingkah kelucuan mereka.
si monyet asik menikmati jagung rampasan dari pengunjung





15.15 wib : Museum Angkut. Jalan Terusan Sultan Agung No. 2, kota Batu - Malang, Jawa Timur 65311.
Museum Angkut ini dibuka untuk umum tanggal 9 Maret 2014. Disini kita bisa menemukan berbagai moda transportasi dari jaman ke jaman yang pernah ada di Indonesia dan dunia, mulai dari transportasi bertenaga hewan hingga bertenaga listrik.



Saya & Raissa sempatkan foto bersama didepan Museum Angkut
Dilengkapi pula dengan miniatur bangunan seperti Stasiun Kota di Jakarta, Menara Sjahbandar di Sunda Kelapa, Menara Eiffel di Paris, Box telepon merah yang menjadi icon di Inggris, hingga gemerlapnya panggung Broadway dan masih banyak lagi lainnya.
Semua miniatur dan moda transportasi ini dibagi dalam beberapa zona, yaitu zona edukasi, zona Sunda Kelapa & Batavia, zona Jepang, zona Uni Eropa, zona Hollywood, zona Gangster & Broadway.

Berpose didepan salah satu area zona Uni Eropah di Museum Angkut


Salah satu zona Gangster & Broadway
Salah satu minitur di dalam Museum Angkut
Raissa berpose di depan salah satu wedding gown shop di Paris (museum angkut)
Tips:
  • Jam operasional : 12.00 wib - 20.00wib
  • Tiket masuk weekdays : Rp. 60.000,-/org
  • Tiket masuk weekend : Rp. 80.000,-/org
  • Tiket masuk terusan (Museum Angkut +D'Topeng Kingdom) weekdays Rp. 70.000,- dan weekend Rp. 90.000,-
  • Tiket Kamera Rp. 30.000,-/kamera (incl. DSLR, Polaroid, Handycam, Kamera Digital, dsb kecuali Handphone).

Pasar Apung. Puas berkeliling Museum Angkut menuju area keluar kita seolah berada di dalam kereta yang sedang melaju kencang dan begitu tiba diujung pintu keluar berbelok ke kanan ada area Pasar Apung dengan warung-warung jualan aneka ragam di kiri-kanan. Kami coba mengitari pasar apung ini tanpa menggunakan perahu namun tidak menemukan makanan yang cocok sebagai penghangat tubuh, sementara dinginnya Kota Batu sudah mulai menggoda.

Pasar Apung di Museum Angkut

18.55 wib : BNS (Batu Night Spectacular). Jalan raya Oro-oro Ombo No. 200, Batu - Malang.
Kami akhirnya berpindah lokasi menuju BNS (Batu Night Spectacular) yang jaraknya tidak begitu jauh dari Museum Angkut namun kemudian memutuskan tidak jadi masuk ke dalam area BNS dan segera meninggalkan Kota Batu menuju Kota Malang dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam akibat macet.
Tips:
  • Jam operasional : 15.00 wib - 24.00 wib
  • Tiket masuk : Rp. 15.000,-/orang
  • Tiket masuk Taman Lampion : Rp. 12.000,-/org


20.05 wib : Ronde Titoni. Jalan Zainal Arifin No. 17, Malang.
Kami memutuskan ingin mencoba kuliner yang hangat di kota Malang dan pilihan kami tidak salah mencoba kuliner yang satu ini. Ronde Titoni berjualan sejak tahun 1948, begitu tulisan besar di dinding warung ini menyambut kedatangan kami pertama kali. Tempatnya kecil dan sederhana hanya ada 6 meja untuk makan di tempat membuat saya agak ragu untuk masuk ke dalam mencoba kuliner ini, namun melihat yang makan cukup banyak penasaran untuk mencoba. Menu andalannya ada 2, yaitu Angsle dan Ronde selain itu ada roti bantal dan cakwe sebagai pelengkap cemilan.

Ronde Titoni 1948
Angsle. Minuman hangat berkuah santan ini berisi mutiara, kacang tanah sangrai, kacang hijau rebus, roti tawar dan yang unik ada ketan di dalam kuah ini juga Pethulo atau Putu Mayang. Rasa kuah santan yang hangat dan gurih bercampur dengan berbagai campuran diatas membuat minuman ini menjadi enak dinikmati di kota Malang.

Angsle Titoni
Ronde Basah & Ronde Kering. Mungkin jika mendengar nama ronde, maka kita akan berpikir ini minuman hangat yang udah biasa. Namun yang berbeda di Ronde Titoni adalah rasa Jahe dari kuah ronde Titoni ini sangat kuat di lidah sehingga saat meminumnya tubuh akan benar-benar terasa hangat dan segar.

Ronde basah adalah campuran antara bulatan onde dari tepung beras berisi gula aren didalamnya yang di minum bersama air gula jahe.
Sedangkan Ronde Basah, adalah campuran antara bulatan onde dari tepung beras berisi gula aren didalamnya dan bagian luarnya dilumuri dengan tumbukan kacang tanah sangrai dan diminum secara terpisah dengan kuah gula jahe. Kedua rasa ronde ini sangat enak dan "ngangenin" jadi jika Anda ke kota Malang sempatkan untuk mencicipi kuliner yang satu ini.

Ronde Basah Titoni
Ronde Kering Titoni
Tips:
  • Jam operasional : 16.00 wib - 23.00 wib
  • Harga Ronde & Angsle @ Rp. 4.000,-/mangkok
  • Harga Roti Bantal Rp. 1.000,-/bh
  • Jika rencana selanjutnya akan menuju Bromo, usahakan untuk minum kuah jahe ini 1-2 mangkok, karena akan sangat membantu menghangati tubuh di Bromo.
  • Disamping Ronde Titoni ada jualan Tahu Telor yang rasanya cukup enak jika ingin makanan agak berat.

21.10 wib : Setelah puas menikmati ronde dan tubuh mulai hangat kami kembali ke Hotel Solaris Malang untuk beristrahat dan mempersiapkan diri menuju Bromo.

23.55 wib : Bromo melalui Jalur Pasuruan. Dengan mata yang masih sembab akibat ngantuk kami pun meluncur menuju Bromo melalui jalur Pasuruan - Warungdowo - Tosari - Wonokitri dengan masa tempuh sekitar 2 jam. Kenapa memilih jalur yang agak jauh ini, karena sang supir ingin kami bertiga menikmati jalur ke Bromo dengan nyaman tanpa melalui jalur yang terlalu berkelok-kelok.

selfie dengan mata masih sembab dan wajah mengantuk ^_^

Malam itu kami ke Bromo melewati jalur Pasuruan - Warungdowo - Tosari - Wonokitri
Tips :
  • Untuk menuju Bromo ada 4 jalur tempuh, yaitu Pasuruan, Tumpang, Tongas-Probolinggo dan Lumajang.
  • Pilihlah jalur yang senyaman mungkin
  • Gunakan supir yang berpengalaman, sebab jalan menuju bromo berliku-liku dengan jurang disekelilingnya.


Trip Hari-2
02.00 wib : Wonokitri.
Kami tiba di area ini di mana tempat ini sudah dipenuhi oleh orang-orang yang juga ingin naik ke Bromo. Sejenak beristrahat sambil driver kami menghubungi pemilik jeep yang akan mengantar kami ke gunung Pananjakan. Sesaat kawan saya, Raissa membuka jendela mobil dan berdatanganlah para pedagang dari suku Tengger (penduduk asli Bromo) yang menjajakan kupluk, syal dan sarung tangan. Sibuk tawar menawar kupluk dan sarung tangan berwarna pink yang menggodanya walau sebenarnya dia sudah membawa perlengkapan tsb dan deal di harga Rp. 45.000,- untuk sepasang sarung tangan berikut kupluknya yang berwarna pink. Selang berapa lama kami bertiga menuju toilet umum dan sang penjaga toilet menjual sarung tangan seharga Rp. 10.000,-/pasang .... Hahahah, Raissa pun berkelit bahwa sang penjaga toilet ngga jualan sarung tangan berwarna pink.... ^_^


03.10 wib : The Yellow Jeep no. 46.
Sejam beristrahat kami akhirnya dibangunkan karena driver yang akan membawa kami ke gunung Pananjakan 1 sudah siap. Kami senang banget begitu tahu jeep kami berwarna kuning.. Wah jeepnya yahuuud juga nih buat foto di padang pasir, ini yang langsung terlintas dibenak kami.. Hehehe
Jeep Kuning No. 46
Jeep pun melaju kencang dan dari obrolan kami tahu namanya Bowo, usianya 22 tahun, asli suku Tengger, pekerjaan sehari-sehari mengantar wisatawan dengan jeep kuning ini ke Bromo. Saya memilih duduk dibagian depan, Raissa dan Grace dibagian belakang. Dari balik kaca depan mobil, hati saya mulai ketar ketir melihat kabut turun dan membatasi jarak pandang kami hanya berjarak 2 meter dengan jalanan kecil berkelok-kelok dan disebelah kanan jalan jurang mengangah lebar jika hilang konsentrasi sekejap jeep kami bisa terjun bebas, Oheemmmjiii ...


Pertama kalinya saya tersadar bahwa betapa pentingnya marka jalan ketika melintasi area tersebut, karena betapa tidak ditengah kabut yang membatasi jarak pandang maka panduan Bowo melintasi area gunung ini hanya dengan mengikuti marka jalan tersebut dan keahlian menyetir yang oke dengan kecepatan tinggi pula. Thanks God, akhirnya setelah ketar ketir kurang lebih 30 menit kami tiba dengan selamat di area gunung Pananjakan 1.



03.40 wib : Pananjakan 1 Bromo.
Tiba di tempat ini kondisinya sudah sangat ramai dengan jeep-jeep yang parkir kanan-kiri dan orang-orang yang ingin menikmati sunrise. Untuk mencapai lokasi dibutuhkan menaiki anak tangga yang agak licin dan curam serta kondisi gelap jadi kudu berhati-hati jalannya. Tiba di atas agak sulit mencari posisi terbaik untuk mengambil foto saat sunrise tiba karena tempat ini sudah dipenuhi manusia.

Makin mendekati subuh suhu di gunung semakin dingin, disaat Raissa dan Grace mulai mengencangkan jaket mereka saya malah sebaliknya, mulai membuka kupluk dan syal merah karena berasa gerah dan kepanasan. Cek and ricek ternyata mengkonsumsi ronde 3 mangkok disertai baluran minyak kayu putih dan aroma therapy sebelum naik gunung cukup ampuh memanaskan tubuh saya hingga ngga berasa dingin... Ahaaayy ide yang patut dicoba saat ke bromo atau ke tempat bersuhu dingin.





05.15 wib : Sunrise Gagal. Ditengah riuhnya kumpulan manusia, saya mencoba kearah timur ke arah bakal matahari terbit dan menyusup diantara orang-orang dan nekat keluar pagar pembatas demi mengabadikan fenomena alam anugerah Ilahi ini.

Semburat rona merah orange sudah mulai mewarnai dinginnya pagi dan saat detik-detik menjelang kemunculan matahari rame-rame teriak.. Satuuu... Duaaa... Tigaaa... Tiba-tiba awan tebal menutupi rona merah orange tersebut... Aaarrrggggg, gatot alias gagal total... Hahahah...

tiba-tiba serombongan awan datang dan menutupi cahaya matahari terbit



06.20 wib : Bukit Cinta Bromo.
Hari jelang pagi dan waktunya untuk turun gunung, jeep kuning kembali melaju dan kami mampir di Bukit Cinta atau biasa dikenal Love Hills jaraknya kurang lebih 5 km dari Gunung Pananjakan 1 untuk foto-foto sebentar dan melanjutkan kembali perjalanan.

Salah satu pemandangan dilihat dari Bukit Cinta Bromo
Selamat Pagiiii Bromo ... sang mentari mengintip dari balik ranting


07.00 wib : Padang Savanna Bromo.
Melintasi padang pasir dan menuju hamparan padang rumput hijau disisi selatan gunung Bromo. Hamparan bukit hijau dengan lekukan bukit yang unik terhampar didepan mata kami. Tanpa menunggu lebih lama, kami segera mengabadikan pemandangan bukit teletubbies ini.

Grace & Raissa dgn aksi lompat bahagia di padang savanna Bromo
Bukit Teletubbies di Savana Bromo

07.20 wib : Pasir Berbisik Bromo.
Kali ini kami berhenti agak lama menikmati lautan pasir yang terhampar luas bagai lautan, disekelilingnya dibentengi oleh hamparan gunung seolah kami berada didalam kawah berpasir dengan awan putih yang berarak seolah mengucapkan selamat pagi... Sungguh pemandangan pagi yang sungguh mempesona.

Selamat Pagi Indonesiaaaaa !!
Pasir Berbisik Bromo
si Merah yang setia mengabadikan cerita trip ku dimana saja ^_^
Sejauh mata memandang pasir terhampar luas


08.00 wib : Kawah Bromo.
Titik terakhir tujuan kami adalah Kawah Bromo. Matahari makin terik dan keringat sudah mulai bercucuran, segera Raissa dan Grace memanggil jasa penyewaan kuda, tawar menawar terjadi dan deal di Rp. 150.000,- untuk 2 kuda. Puas menikmati area kawah bromo, kami segera melanjutkan perjalanan turun gunung menuju Wonokitri tempat mobil sewaan kami terparkir. Tidak berapa lama mobil kami pun melaju kembali ke kota Malang, kali ini mas Rido driver kami memilih jalur Nongkojajar dan jarak tempuh tiba di Malang kurang lebih 3 jam akibat macet.

Raissa & Grace menikmati berkuda menuju kawah Bromo
Kawah Bromo dengan awan tebal
Kawah Bromo dari Kejauhan terlihat Pura tempat ibadah suku Tengger

Tips :
  • Biaya rental jeep untuk 4 titik : Rp. 700.000,-
  • Driver jeep bernama Bowo 085257359565 (bisa hubungi langsung)
  • Saat tiba di Bromo segera gunakan kompas untuk segera mengetahui arah Timur terbit matahari dan mengambil lokasi terbaik untuk foto
  • Jika Pananjakan 1 terlalu penuh, alternatif menikmati sunrise dapat dilakukan dari Bukit Cinta

12.00 wib : Museum Resto "Inggil". Jl. Gajah Mada No. 4, Malang.
Rencana kami siang ini ingin mencicipi masakan khas Malang, maka kami memutuskan untuk melipir ke museum resto ini. Bangunannya agak tua, di dindingnya dipenuhi oleh foto-foto dan benda-benda jaman dahulu, mungkin karena sirkulasi udara kurang bagus ditambah ngga ada AC jadi suasana resto agak berasa pengap.

Kami mencoba menu andalan di resto ini ada Pecel Terong Bakar, Rawon Buntut dan beberapa menu lainnya, untuk minumannya saya mencoba Jamu Kebon Agung. Secara rasa lumayanlah terutama untuk pecel terong bakar rasanya sangat unik dan harga untuk makan berempat hanya membayar Rp. 159.000,- muraahh banget.

Ki-Ka atas : Ayam Bakar - Sate Ayam
Tengah : Pecel Terong Bakar
Ki-Ka bawah : Pecel Sayur - Sambel Apel

13.30 wib : kembali ke Hotel Solaris, istrahat


17.30 wib : GPdI Lembah Dieng. Jl. Lembah Dieng H1, Malang.
Masih memperingati Jumat Agung, kami pun beribadah sore itu. Selepas ibadah kami meluncur mencari  makan malam.

Warta Gereja GPdI Lembah Dieng - Malang

19.30 wib : Bakso Gondhol. Jl. S. Priyo Sudarmo No. 31/35 Kav. 10 Malang.
Pulang gereja kami diajak menikmati bakso mengandungi porky. Tempatnya ngga begitu luas disebuah ruko, dan karena kami pengunjung terakhir malam itu jadi terlihat agak sepi. Baksonya sendiri terdiri dari bakso kasar, bakso halus, gorengan bulat polos dan gorengan bakso dibalut kulit pangsit yang mereka sebut siomay.

Saya memesan keempatnya untuk dapat mencicipi rasanya, dan ternyata soal rasa baik bakso maupun kuah baksonya mantaaaff banget terutama siomay goreng dan bakso kasarnya. Bakso ini mengingatkan saya dengan bakso di kota Makassar yang biasa mereka sebut "NyukNyang" hanya saja untuk kuah bakso kota Makassar lebih gurih. Malam itu kami memutuskan untuk memesan beberapa bungkus untuk ole-ole ke Jakarta dan akan kami ambil besok siang sebelum ke bandara.







20.30 wib : Ronde Titoni. Puas menikmati bakso kami segera meninggalkan tempat ini. Hujan mulai mengguyur kota Malang, muter-muter dan tidak ada area menarik maka kami memutuskan kembali mencicipi Ronde Titoni yang rasanya "ngangenin" itu.


Trip Hari-3


09.20 wib : check out dari hotel menuju destinasi berikutnya sebelum ke airport.

10.20 wib : Toko Kue & Ice cream "Oen". Jalan Basuki Rahmat No. 5 Kajoetangan, Malang.
Jam buka 07.30-20.30 wib. Menu andalan Corn ice cream, Oen's special, Chocolate Parfait. Tempatnya berbentuk bangunan jaman belanda & pelayanannya Sangat lama. Saya memesan keempat ice cream favorit tempat ini untuk mencicipi rasanya, ternyata soal "rasa" standard saja. Mungkin karena saya sudah pernah mencicipi rasa ice cream di tempat lain seperti di toko "Oen" Semarang, Ragusa di Jakarta dan Sangradi di Surabaya jadi dapat saya katakan bahwa rasa ice cream di tiga tempat tersebut masih jauh lebih enak ketimbang di toko di Malang ini. Tanpa berlama-lama kami menuju tempat berikutnya.

Menu andalah Toko OEN Malang


11.00 wib : Toko Ole-Ole Mangkok. Jl. Semeru no. 25 malang.
Buka dari jam 08.00 - 20.00 wib. Tempatnya kecil dan harus parkir dipinggir jalan. Agak sulit untuk leluasa mencari ole-ole karena tempat yang kecil.


12.06 wib : Toko Gudang Ole-Ole. Jalan Simpang Tenaga II no. 12 Malang.
Tempatnya cukup luas dan dipenuhi oleh berbagai macam ole-ole khas malang. Mulai dari souvenir, berbagai macam kain dan baju batik hingga cemilan kripik khas malang ada di tempat ini. Selain itu, toko ini juga sudah diperlengkapi dengan dus yang siap membungkus ole-ole pengunjung atau kita dapatmembeli dus tambahan dengan harga 7000/dus. Ada lagi ole-ole menarik ditempat ini selain kripik-kripik buah khas malang, yaitu minuman sari buah Apel, Jambu dan Sirsak yang sudah dikemas dalam cup kecil didalam dus kecil berisi 30 cup per kemasan, berbagai merek ada disini mulai dari Krishna, Abs, dan harganya berkisar 24.000-25.000 per dus.

Raissa di depan took Gudang Oleh-Oleh
Coklat Apel Matur - salah satu jualan di Gudang Ole-Oleh

12.55 wib : Bakso Gondhol. Kembali makan siang di tempat ini sekalian ambil pesanan kami semalam dan kebetulan arahnya menuju bandara.


13.40 wib : Abdul Rahman Airport. Tiba tepat waktu dan segera check-in. Bandaranya kecil jadi jarak antara pemeriksaan dan counter check-in cukup dekat sekitar 10m. Setelah semua barang masuk bagasi, akhirnya kami pun boleh istrahat di ruang tunggu yang juga berukuran kecil.

Malang City Tour


16.15 wib : Soekarno Hatta Airport. Akhirnya berakhir juga petualangan kali ini. Seru dan menyenangkan. Dan beberapa saat sebelum mendarat kami sempat membahas untuk rencana trip berikutnya, yaitu Sumbawa.

Ok, sampai jumpa di cerita trip selanjutnya ya ...